ARSITEKTUR RAMAH LINGKUNGAN (TUGAS ARSITEKTUR & LINGKUNGAN)
Waste
House terletak di University of Brighton, Inggris. Rumah ini dibangun pada
bulan Mei 2013 dan selesai pada bulan April 2014. Dibuat oleh arsitek bernama
Baker Down.
Rumah ini merupakan bangunan ramah lingkungan karena
material yang digunakan untuk membangun rumah ini 85% menggunakan limbah.
Dinding nya terbuat dari campuran kapur-kapur bekas dan sisa-sisa tanah liat.
Permukaan luar dinding di lapisi dengan 2.000 karpet bekas dari sebuah gedung
tua di Brighton dan dilindungi oleh lapisan tahan cuaca.
Diantara
dinding dan karpet bekas terdapat bahan material baru yaitu eternity yang
dilapisi dengan cat sisa konstruksi. Dinding pemikul beban utama nya terdiri
dari 10 ton kapur-kapur yang terkompres dari sebuah situs bangunan. Insulasi(peredam)
nya terletak diantara papan dan tanah
liat lapisan luar dan kapur-kapur yang terdiri dari sampah rumah tangga dan
dapat dilihat dari jendela. Bahan insulasi nya terdiri dari disket dan 4.000
kaset VHS diambil dari rental kaset yang sudah ditutup, 2 ton denim bekas
celana dan jaket denim dari pedagang tekstil, ban dalam bekas untuk menginsulasi
jendela, dan 20.000 sikat gigi bekas sebagian besar dari perusahaan pembersih
pesawat yang menyumbangkan sikat gigi sekali pakai dari penumpang first class
sebuah maskapai pesawat dan dari siswa-siswi Brighton. Bahan material baru
lainnya yaitu jendela berlapis tiga, dan bahan untuk pemasangan kabel dan pipa
Tujuan digunakannya material limbah adalah
untuk menunjukan limbah juga dapat digunakan untuk membangun bangunan yang
layak. Pemanfaatan limbah ini juga dapat mengurangi biaya pembangunan rumah ini.
Masjid Al-irsyad berlokasi di Padalarang,
kabupaten Bandung barat, Jawa Barat, Indonesia. Di bangun pada tahun 2009 dan
selesai di tahun 2010. Di rancang oleh arsitek Ridwan Kamil. Memiliki konsep
“Green Building”. Terinspirasi dari bentuk Ka’bah di Masjidil Haram yang hanya
berbentuk kubus. Masjid ini tidak memakai bentuk kubah
Bangunan ini sangat memanfaatkan cahaya sinar
matahari. Material pembentuk dinding-dindingnya tersusun dari bata dan
membentuk celah-celah bersifat bolak-balik dan sangat artistic. Saat cahaya
siang hari masuk akan terbentuk bacaan dua kalimat Syahadat, dan pada malam
hari lampu akan terpancar keluar dan membentuk bacaan dua kalimat Syahadat juga.
Celah-celah itu juga berfungsi sebagai ventilasi udara dan menghasilkan suasana
yang sejuk dan nyaman.
Celah-celah nya juga berfungsi sebagai penerang
di siang hari. Bangunan ini memiliki 99 lampu yang bertuliskan 99 Asmaul Husna.
Mihrabnya berkonsep keindahan alam dan kebesaran Allah SWT. Mihrab dibuat
terbuka ke alam dengan pemandangan gunung serta penambahan kolam di depan
mihrab. Warna yang digunakan yaitu putih, abu-abu, dan hitam menjadikan
bangunan ini terlihat simple tetapi elegan dan terasa tenang. Bangunan ini
tidak memiliki kolom atau pilar, sehingga bagian dalamnya terlihat luas.
Bangunan ini dapat menampung 1500 orang.
Komentar
Posting Komentar